Puisi Hujan Seusai Maghrib
Hujan reda usai Maghrib tadi
Tempiasnya di kaca jendela
Kudengar lirih berbisik;
Kesedihan telah kerasan,
Menetap di dada yang kau tinggalkan
Layaknya hujan
Ketika langit mengguyur air ke Bumi
Tanpa sadar
Pipi juga terbasahi
Hati meraung
Mencakar-cakar bak Macan yang kelaparan
Mencabik-cabik bangkai rindu
Yang mulai membusuk
Rindu yang tertatih
Pincang hampir tak bisa berjalan
Merintih kesepian
Takut tak menemukan arah pulang